Kemarin memang tidak ada niatan buat main, karena semalam sampai pagi mau subuh hujan mengguyur kotaku. Syukurlah saat hari menjelang pagi hujan pun reda, dan saya pun berfikir sejenak untuk memutuskan acara hari ini mau kemana. Dirumah saja bingung mau ngapain atau mau main bingung kemana? Hloh.. kok sama-sama bingung gitu ya? Karena memang tidak ada rencana jadi ya maklum saja jadi berantakan.
Daripada hari semakin siang saya akhirnya memutuskan untuk tancap gas saja, masalah tujuanya kemana nanti dipikir sambil jalan. Walaupun belum sepenuhnya reda saya tetap melanjutkan perjalanan menuju ke arah Selatan ditemani dengan udara yang dingin di pagi ini. Tanpa saya sangka, saat melewati daerah cagar alam Kendal nampak sebuah gumpalan putih menutupi jalan, tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah kabut yang turun sehingga pandangan menjadi sangat minim dan terbatas. Langkah utamanya adalah mengurangi laju kendaraan dan tetap konsentrasi, perlahan namun pasti sedikit demi sedikit akhirnya berhasil juga melewati kabut.
Perjalanan semakin jauh, sembari menikmati udara yang cukup dingin saya berfikir mengenai tujuan perjalanan ini. Sembari berjalan menelusuri jalan tak beberapa lama kemudian akhirnya saya menemukan sebuah jawaban. Yakni mengunjungi air terjun sekar langit yang ada di Magelang.
Saat melewati daerah Kopeng hampir semua hamparan pegunungan rata terselimuti kabut dan jalanan yang saya lewati juga masih basah. Ini pertanda bahwa hujan semalam merata.
Saat berada di Grabag kabut yang berjalan di sela-sela gunung Telomoyo begitu cepat. Melihat hal itu saya berhenti sejenak dan berfikir lagi mau melanjutkan perjalanan atau tidak. Tapi kalau tidak masak iya udah sampai jauh-jauh kesini kembali dengan percuma. Okelah, mari kita maju..
Melewati daerah pegunungan, menembus kabut, dan menahan dinginya udara membuat perjalanan kali ini menjadi agak sedikit menantang. Tapi syukurlah, sisi baiknya hujan sudah reda total.
Tak beberapa lama akhirnya saya tiba di air terjun sekar langit. Kala itu suasananya masih sangat sepi. Ini ditandakan dengan cuma ada beberapa sepeda motor saja yang terparkir. Mungkin karena masih pagi atau karena kondisinya habis hujan.
Setelah membeli tiket seharga Rp.5.000 saya melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju ke air terjun. Sebenarnya saya dulu pernah kesini cuma waktu itu baru beberapa menit sampai disini turun hujan, sehingga kurang puas juga sih menikmati panorama alam air terjun sekar langit ini. Jarak antara lokasi parkir dengan air terjun juga lumayan dekat mungkin sekitar 400 - 500 meter.
Saat hampir sampai saya mendengar dentuman air begitu keras memecah tebing. Tidak seperti waktu itu, ini lebih kencang. Perasaan saya juga agak kurang enak nih.. Tapi tak apalah karena sudah sampai mau gimana lagi, pikir saya mungkin iya arusnya menjadi agak deras karena efek hujan.
Saat melewati jembatan di dekat air terjun kaget sekali hati ini melihat debit air yang mengalir disepanjang arus air terjun sekar langit. Airnya sangat deras berwarna coklat dan suaranya menggelegar ( lebih keras dari yang tadi ).
"Aduh gimana ini, mau ke air terjun atau tidak ya, kok arusnya sangat deras begini jadi ragu-ragu. Padahal air terjunya sudah dekat, dibalik rerimbunan pohon bambu itu." sambil bingung menatap ke air yang deras itu.
Kala itu suasana juga sangat sepi. Tidak ada seorang pun yang saya lihat disekitar sini. Tadi pas perjalanan menuju kemari ada sih beberapa orang yang mencari rumput. Terus sempat juga berpapasan dengan pengunjung lain. Cuma pas disini benar-benar tidak ada siapa-siapa. Akhirnya saya memutuskan untuk lanjut saja. Walaupun nanti disana cuma sebentar.
Syukurlah saat sampai di dekat air terjunnya saya bertemu dengan pengunjung lain yang berada disini. Mereka cuma duduk saja sambil ngobrol. Tapi begitu saya melihat air terjun sekar langitnya.. Allahuakbar.. airnya derasnya..
Saya memberanikan diri untuk turun kebawah ( dipinggiranya ). Berbeda sekali dengan waktu itu. Kemarin saat kesini air terjun sekar langit begitu cantik mempesona dengan aliran air yang bersih dan jernih. Namun kini berubah derastis menjadi ganas. Tak banyak yang saya lakukan dibawah sini, dan akhirnya saya memutuskan untuk kembali.
Saat perjalanan pulang saya melihat ada seseorang yang sedang memancing ikan di aliran sungai air terjun sekar langit. Saya berhenti sejenak dan melihatnya, siapa tau dapat ikan besar. Lama-lama bosen juga sih melihat? akhirnya saya meneruskan perjalanan untuk pulang.
Daripada hari semakin siang saya akhirnya memutuskan untuk tancap gas saja, masalah tujuanya kemana nanti dipikir sambil jalan. Walaupun belum sepenuhnya reda saya tetap melanjutkan perjalanan menuju ke arah Selatan ditemani dengan udara yang dingin di pagi ini. Tanpa saya sangka, saat melewati daerah cagar alam Kendal nampak sebuah gumpalan putih menutupi jalan, tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah kabut yang turun sehingga pandangan menjadi sangat minim dan terbatas. Langkah utamanya adalah mengurangi laju kendaraan dan tetap konsentrasi, perlahan namun pasti sedikit demi sedikit akhirnya berhasil juga melewati kabut.
Perjalanan semakin jauh, sembari menikmati udara yang cukup dingin saya berfikir mengenai tujuan perjalanan ini. Sembari berjalan menelusuri jalan tak beberapa lama kemudian akhirnya saya menemukan sebuah jawaban. Yakni mengunjungi air terjun sekar langit yang ada di Magelang.
Saat melewati daerah Kopeng hampir semua hamparan pegunungan rata terselimuti kabut dan jalanan yang saya lewati juga masih basah. Ini pertanda bahwa hujan semalam merata.
Saat berada di Grabag kabut yang berjalan di sela-sela gunung Telomoyo begitu cepat. Melihat hal itu saya berhenti sejenak dan berfikir lagi mau melanjutkan perjalanan atau tidak. Tapi kalau tidak masak iya udah sampai jauh-jauh kesini kembali dengan percuma. Okelah, mari kita maju..
Melewati daerah pegunungan, menembus kabut, dan menahan dinginya udara membuat perjalanan kali ini menjadi agak sedikit menantang. Tapi syukurlah, sisi baiknya hujan sudah reda total.
Tak beberapa lama akhirnya saya tiba di air terjun sekar langit. Kala itu suasananya masih sangat sepi. Ini ditandakan dengan cuma ada beberapa sepeda motor saja yang terparkir. Mungkin karena masih pagi atau karena kondisinya habis hujan.
Setelah membeli tiket seharga Rp.5.000 saya melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju ke air terjun. Sebenarnya saya dulu pernah kesini cuma waktu itu baru beberapa menit sampai disini turun hujan, sehingga kurang puas juga sih menikmati panorama alam air terjun sekar langit ini. Jarak antara lokasi parkir dengan air terjun juga lumayan dekat mungkin sekitar 400 - 500 meter.
Saat hampir sampai saya mendengar dentuman air begitu keras memecah tebing. Tidak seperti waktu itu, ini lebih kencang. Perasaan saya juga agak kurang enak nih.. Tapi tak apalah karena sudah sampai mau gimana lagi, pikir saya mungkin iya arusnya menjadi agak deras karena efek hujan.
Saat melewati jembatan di dekat air terjun kaget sekali hati ini melihat debit air yang mengalir disepanjang arus air terjun sekar langit. Airnya sangat deras berwarna coklat dan suaranya menggelegar ( lebih keras dari yang tadi ).
"Aduh gimana ini, mau ke air terjun atau tidak ya, kok arusnya sangat deras begini jadi ragu-ragu. Padahal air terjunya sudah dekat, dibalik rerimbunan pohon bambu itu." sambil bingung menatap ke air yang deras itu.
Kala itu suasana juga sangat sepi. Tidak ada seorang pun yang saya lihat disekitar sini. Tadi pas perjalanan menuju kemari ada sih beberapa orang yang mencari rumput. Terus sempat juga berpapasan dengan pengunjung lain. Cuma pas disini benar-benar tidak ada siapa-siapa. Akhirnya saya memutuskan untuk lanjut saja. Walaupun nanti disana cuma sebentar.
Syukurlah saat sampai di dekat air terjunnya saya bertemu dengan pengunjung lain yang berada disini. Mereka cuma duduk saja sambil ngobrol. Tapi begitu saya melihat air terjun sekar langitnya.. Allahuakbar.. airnya derasnya..
Saya memberanikan diri untuk turun kebawah ( dipinggiranya ). Berbeda sekali dengan waktu itu. Kemarin saat kesini air terjun sekar langit begitu cantik mempesona dengan aliran air yang bersih dan jernih. Namun kini berubah derastis menjadi ganas. Tak banyak yang saya lakukan dibawah sini, dan akhirnya saya memutuskan untuk kembali.
Saat perjalanan pulang saya melihat ada seseorang yang sedang memancing ikan di aliran sungai air terjun sekar langit. Saya berhenti sejenak dan melihatnya, siapa tau dapat ikan besar. Lama-lama bosen juga sih melihat? akhirnya saya meneruskan perjalanan untuk pulang.
Posting Komentar