Kedung pedut merupakan wisata air terjun yang beraa di daerah Kulon Progo tepatnya di desa wisata Jatimulyo, kecamatan Girimulyo. Nama kedung pedut sendiri bagi saya sudah tidak terdengar asing karena beberapa waktu lalu sempat ada temen yang ngajak kesini, cuma karena ada kendala agenda waktu itu gagal total.
Objek wisata yang mulai dikembangkan sekitar tahun 2014 silam ini sekarang sudah mulai dikenal dan menjadi incaran para pelancong saat berkunjung ke daerah Kulon Progo. Sampai sekarang objek wisata Kedung Pedut masih dikelola oleh warga sekitar, pembenahan demi pembenahan masih dilakukan di lokasi wisata agar menarik minat wisatawan untuk datang kemari.
Jarak antara kedung pedut dengan rumahku sekitar 4 jam lebih saat saya cek di google map. Jarak yang terbilang lumayan jauh bagi saya. Karena jarak yang jauh itulah saya berinisiatif untuk berangkat dari rumah lebih awal. Setelah subuh cuaca di daerahku agak sedikit mendung. Meski begitu saya tetap melakulan perjalanan barang kali yang mendung cuma disini aja.
Dinginya udara pagi begitu menusuk setelah saya melewati daerah lereng gunung Ungaran. Saya lihat kabut juga masih menyelimuti beberapa tempat. Seperti di lereng gunung Sindoro dan Sumbing. Tapi bukan masalah. Saya kembali berfikir positif. Siapa tau nanti disana cerah.
Saya terus bergerak menuju ke arah Selatan, melewati daerah perbukitan di daerah Limbangan dan dinginya udara pagi semakin menusuk. Sampai-sampai jemari kuku berwarna merah kebiruan dan terasa kaku karena saking dinginya.
Saat berkunjung memari saya menggunakan rute Kendal - limbangan - Bandongan - Magelang - lalu lewat Mungkid ( searah dengan candi borobudur ) kemudian saya ambil arah ke Kulon Progo dengan melewati Klagon dan seterusnya.
Ketika sudah memasuki daerah Kulon Progo medan mulai berubah menjadi tanjakan, maklum saja karena berada di lokasi perbukitan. Di sepanjang jalan raya Kaligesing terdapat beberapa ruas yang diperbaiki. Yang pasti kalau jalanya mulus kayak gini bikin pengendara yang berjalan diatasnya merasa nyaman. Tapi awas ya sob jangan sampai ngantuk. (12/11/16) Jalanan yang diperbaiki kemarin memang belum selesai total, jadi tetap waspada dan jaga konsentrasi.
Singkat cerita saya sampai dilokasi sekitar jam sembilan lebih, hampir jam setengah sepuluh. Tadi juga sempat istirahat di pom bensin Magelang untuk isi bensin dan perut. Hehehe..
"3.000 mas?" ujar penjaga parkir kepada saya.
"Ini mas." jawab saya sambil memberikan uang kepadanya.
"Ohh iya mas, masih jauh nggak ini mas lokasinya?" imbuh saya.
"Deket kok mas, paling 400 meter." jawabnya.
"Ohh.. yaudah makasih ya mas.
Setelah mencari tempat parkir dan hendak meninggalkan motor, datanglah seorang penjaga parkir ( bukan yang tadi, beda orang ). Ia hendak merapikan motor-motor yang terparkir di tempat parkir.
"Kok sendirian aja mas?" tanyanya kepadaku.
"Iya nih mas.." jawab saya.
"Dari mana mas?" tanya ia lagi.
"Dari Kendal mas."
"Wah jauh to, berangkat jam berapa mas?"
"Tadi habis subuh mas."
"Kok nggak ngajak temene rame-rame?"
"Enggak mas, kemarin udah di planing, ehh pas hari H pada mengundurkan diri masing-masing."
"Ohh.."
"Ya udah saya tak kesana dulu ya mas?"
"Ohh iya mas, silahkan. Hati-hati."
Untung aja si masnya nggak tanya kok nggak bawa pasangan ( Pasangan HALAL hlo ya ). Kalau dia tanya mungkin saya #Baper. Ahh sudahlah..
Tak lama meninggalkan tempat parkir saya tiba di loket masuk. (12/11/16) Kemarin harga tiket masuknya sebesar Rp.6.000/ orang. Oke, saatnya lanjut ke lokasi.
Belum sampai setengah perjalanan saya menjumpai air terjun yang berada di pinggir jalan menuju ke kedung pedut. Air terjun ini tidak terlalu tinggi, airnya jernih dan terlihat bersih. Dindingnya bebatuannya berwarna kuning dan dibawahnya terdapat banyak bebatuan yang ditumbuhi lumut. Air terjun ini berada persis di sebelah kiri jalan, bahkan alirannya kita lewati. Masya Allah...
Hijaunya pemandangan sekitar membuat saya lebih bersemangat lagi untuk melangkahkan kaki menuju ke tujuan utama. Jalanan yang tadinya bersemen kini telah berubah menjadi jalan setapak tanah liat merah. Nah, di sepanjang jalan sudah ada beberapa warung yang bisa dipakai untuk istirahat dan melepas dahaga.
Alhamdulillah akhirnya saya sampai di lokasinya, cuma sekarang ini saya berada di atas kedung pedutnya. Bisa lihat gambar paling atas sendiri itu ya sob! Setelah puas melihat dari atas saya memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju kebawah dengan hati-hati.
Tak beberapa lama, saya menjumpai papan penunjuk arah menuju ke beberapa kedung. Akhirnya saya putuskan untuk ke kedung yang dekat dulu.
Akhirnya sampai juga saya di salah satu kedung. Nah kedung ini berada di atasnya kedung Merak. Sebenarnya gambar diatas adalah aliran kedungnya saja, barulah diatasnya terdapat air terjun. Untuk menjangkau air terjun tersebut saya musti blusukan atau menyusuri arus sungai baru bisa sampai. Karena ketiada'an jalan itulah saya tidak bisa mendekat kesana.
Tak lama kemudian saya berniat untuk ke kedung dibawahnya, yakni kedung Merak. Rupanya di kedung merak banyak para pengunjung yang bersantai ria dan mengabadikan momen. Yaudah akhirnya saya lewati saja dulu, nanti kesini lagi.
Next, buat ke kedung pedutnya kita tinggal berjalan mengikuti jalan yang sudah disediakan di sebelah atas. Dari atas sendiri kita bisa melihat pemandangan dengan lebih leluasa. Nah kalau gambar diatas ini adalah air terjun dibawahnya kedung merak. Nampak kedung merak terlihat di belakang jembatan. Kalau nggak salah inilah kedung Merang.
Saya kembali melanjutkan perjalanan munju ke kedung pedut. Sebenarnya dari atas tadi kita sudah bisa lihat kedung pedutnya hlo, cuma kalau nggak mendekat rasanya pasti ada yang kurang ya?
Di tengah-tengah perjalanan saya memutuskan untuk beristirahat di dekat jembatan goyang berkapastias maksimal 5 orang. Saya lihat ada beberapa warga yang sedang membersihkan aliran sungai. Nah maka dari itu sebagai pengunjung kita juga harus ikut melestarikan obyek wisata yang indah ini dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Tak lama kemudian saya kembali melanjutkan perjalanan. Nah pas lewat jembatan goyang ini saya juga penasaran, apakah beneran goyang atau cuma sekedar nama aja. Dan... ketika melewatinya.. bener-bener goyang sob. Pantes aja untuk pengamanan diberlakukan aturan maksimal 5 orang.
Begitu sampai di kolam saya melihat ada beberapa remaja ( pria ) sedang bermain air di kedung pedut, bahkan ada beberapa diantaranya yang berani melompat dari atas bangunan kayu. Untuk masalah kedalamanya sendiri kira-kira 2 meter ( ada papan informasinya ).
Rupanya diatas kolam yang tadi ada air terjun lagi, dan menurut informasi inilah air terjun kedung pedutnya. Aliranya cukup deras sob, dan dentuman airnya lumayan keras. Tak sadar saking asyiknya menikmati air terjun ini tubuh dan baju pun basah terkena air yang terhempas oleh angin.
Tak lama juga saya berada disini dan saya beranjak untuk pergi. Pas lagi jalan tiba-tiba terbesit dipikiran kalau ada sesuatu yang kurang. Apa it? Rupanya ada satu lokasi yang belum saya jamah, yaitu kedung merak. Karena tadi ramai dipadati pengunjung alhasil saya belum sempat mampir kesana. Putar balik deh..
Wussssss... singkat cerita saya sudah sampai di kedung merak. Dan saya lihat keadaanya terlihat sepi. Tidak ada seorang pun yang berada di pinggir aliran kedung merak. Tanpa basa basi saya langsung turun kebawah.
Dan inilah dia kedung merak... Tadi memang disini ramai dipadati para pengunjung. Mereka duduk dan bersantai ria di bebatuan yang unik itu. Kedung merak sendiri tidak terlalu tinggi sob, namun arusnya juga terbilang deras. Yang unik di kedung merak ini adalah di sebelah kananya terdapat rongga-rongga dengan bebatuan yang khas serta diatasnya ditumbuhi beberapa tumbuhan.
Setelah puas berada di kedung merak saya kembali lagi keatas. Dan ketika saya melihat di bukit sebelah nampak awan mendung kembali menggumpal dan menutupi sinar matahari. Tanpa pikir panjang saya memutuskan untuk pulang.
Sampai dilokasi parkir saya beristirahat terlebih dahulu sebelum beranjak pergi.
"Kok cepet banget mas?" tanya penjaga parkir yang tadi sempat ngobrol dengan saya.
"Iya mas.. Heee.." jawab saya.
"Ini udah lama mas dijadikan tempat wisata?" imbuh saya.
'Ya lumayan sih mas.. sekitar 2 tahun." jawabnya.
"Terus yang ngelola siapa mas? warga sendiri?" tanya saya lagi.
"Iya mas.. warga sendiri.." jawabnya.
Saat beristirahat disini saya melihat semakin banyak para pengunjung yang berdatangan. Ada yang bawa motor dan mobil. Wah ternyata makin siang makin rame.
Kayaknya awan mendung juga semakin gelap nih, okee.. waktunya pulang..
Objek wisata yang mulai dikembangkan sekitar tahun 2014 silam ini sekarang sudah mulai dikenal dan menjadi incaran para pelancong saat berkunjung ke daerah Kulon Progo. Sampai sekarang objek wisata Kedung Pedut masih dikelola oleh warga sekitar, pembenahan demi pembenahan masih dilakukan di lokasi wisata agar menarik minat wisatawan untuk datang kemari.
Jarak antara kedung pedut dengan rumahku sekitar 4 jam lebih saat saya cek di google map. Jarak yang terbilang lumayan jauh bagi saya. Karena jarak yang jauh itulah saya berinisiatif untuk berangkat dari rumah lebih awal. Setelah subuh cuaca di daerahku agak sedikit mendung. Meski begitu saya tetap melakulan perjalanan barang kali yang mendung cuma disini aja.
Dinginya udara pagi begitu menusuk setelah saya melewati daerah lereng gunung Ungaran. Saya lihat kabut juga masih menyelimuti beberapa tempat. Seperti di lereng gunung Sindoro dan Sumbing. Tapi bukan masalah. Saya kembali berfikir positif. Siapa tau nanti disana cerah.
Saya terus bergerak menuju ke arah Selatan, melewati daerah perbukitan di daerah Limbangan dan dinginya udara pagi semakin menusuk. Sampai-sampai jemari kuku berwarna merah kebiruan dan terasa kaku karena saking dinginya.
Saat berkunjung memari saya menggunakan rute Kendal - limbangan - Bandongan - Magelang - lalu lewat Mungkid ( searah dengan candi borobudur ) kemudian saya ambil arah ke Kulon Progo dengan melewati Klagon dan seterusnya.
Ketika sudah memasuki daerah Kulon Progo medan mulai berubah menjadi tanjakan, maklum saja karena berada di lokasi perbukitan. Di sepanjang jalan raya Kaligesing terdapat beberapa ruas yang diperbaiki. Yang pasti kalau jalanya mulus kayak gini bikin pengendara yang berjalan diatasnya merasa nyaman. Tapi awas ya sob jangan sampai ngantuk. (12/11/16) Jalanan yang diperbaiki kemarin memang belum selesai total, jadi tetap waspada dan jaga konsentrasi.
Singkat cerita saya sampai dilokasi sekitar jam sembilan lebih, hampir jam setengah sepuluh. Tadi juga sempat istirahat di pom bensin Magelang untuk isi bensin dan perut. Hehehe..
"3.000 mas?" ujar penjaga parkir kepada saya.
"Ini mas." jawab saya sambil memberikan uang kepadanya.
"Ohh iya mas, masih jauh nggak ini mas lokasinya?" imbuh saya.
"Deket kok mas, paling 400 meter." jawabnya.
"Ohh.. yaudah makasih ya mas.
Setelah mencari tempat parkir dan hendak meninggalkan motor, datanglah seorang penjaga parkir ( bukan yang tadi, beda orang ). Ia hendak merapikan motor-motor yang terparkir di tempat parkir.
"Kok sendirian aja mas?" tanyanya kepadaku.
"Iya nih mas.." jawab saya.
"Dari mana mas?" tanya ia lagi.
"Dari Kendal mas."
"Wah jauh to, berangkat jam berapa mas?"
"Tadi habis subuh mas."
"Kok nggak ngajak temene rame-rame?"
"Enggak mas, kemarin udah di planing, ehh pas hari H pada mengundurkan diri masing-masing."
"Ohh.."
"Ya udah saya tak kesana dulu ya mas?"
"Ohh iya mas, silahkan. Hati-hati."
Untung aja si masnya nggak tanya kok nggak bawa pasangan ( Pasangan HALAL hlo ya ). Kalau dia tanya mungkin saya #Baper. Ahh sudahlah..
Tak lama meninggalkan tempat parkir saya tiba di loket masuk. (12/11/16) Kemarin harga tiket masuknya sebesar Rp.6.000/ orang. Oke, saatnya lanjut ke lokasi.
Belum sampai setengah perjalanan saya menjumpai air terjun yang berada di pinggir jalan menuju ke kedung pedut. Air terjun ini tidak terlalu tinggi, airnya jernih dan terlihat bersih. Dindingnya bebatuannya berwarna kuning dan dibawahnya terdapat banyak bebatuan yang ditumbuhi lumut. Air terjun ini berada persis di sebelah kiri jalan, bahkan alirannya kita lewati. Masya Allah...
Hijaunya pemandangan sekitar membuat saya lebih bersemangat lagi untuk melangkahkan kaki menuju ke tujuan utama. Jalanan yang tadinya bersemen kini telah berubah menjadi jalan setapak tanah liat merah. Nah, di sepanjang jalan sudah ada beberapa warung yang bisa dipakai untuk istirahat dan melepas dahaga.
Alhamdulillah akhirnya saya sampai di lokasinya, cuma sekarang ini saya berada di atas kedung pedutnya. Bisa lihat gambar paling atas sendiri itu ya sob! Setelah puas melihat dari atas saya memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju kebawah dengan hati-hati.
Tak beberapa lama, saya menjumpai papan penunjuk arah menuju ke beberapa kedung. Akhirnya saya putuskan untuk ke kedung yang dekat dulu.
Akhirnya sampai juga saya di salah satu kedung. Nah kedung ini berada di atasnya kedung Merak. Sebenarnya gambar diatas adalah aliran kedungnya saja, barulah diatasnya terdapat air terjun. Untuk menjangkau air terjun tersebut saya musti blusukan atau menyusuri arus sungai baru bisa sampai. Karena ketiada'an jalan itulah saya tidak bisa mendekat kesana.
Tak lama kemudian saya berniat untuk ke kedung dibawahnya, yakni kedung Merak. Rupanya di kedung merak banyak para pengunjung yang bersantai ria dan mengabadikan momen. Yaudah akhirnya saya lewati saja dulu, nanti kesini lagi.
Next, buat ke kedung pedutnya kita tinggal berjalan mengikuti jalan yang sudah disediakan di sebelah atas. Dari atas sendiri kita bisa melihat pemandangan dengan lebih leluasa. Nah kalau gambar diatas ini adalah air terjun dibawahnya kedung merak. Nampak kedung merak terlihat di belakang jembatan. Kalau nggak salah inilah kedung Merang.
Saya kembali melanjutkan perjalanan munju ke kedung pedut. Sebenarnya dari atas tadi kita sudah bisa lihat kedung pedutnya hlo, cuma kalau nggak mendekat rasanya pasti ada yang kurang ya?
Di tengah-tengah perjalanan saya memutuskan untuk beristirahat di dekat jembatan goyang berkapastias maksimal 5 orang. Saya lihat ada beberapa warga yang sedang membersihkan aliran sungai. Nah maka dari itu sebagai pengunjung kita juga harus ikut melestarikan obyek wisata yang indah ini dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Tak lama kemudian saya kembali melanjutkan perjalanan. Nah pas lewat jembatan goyang ini saya juga penasaran, apakah beneran goyang atau cuma sekedar nama aja. Dan... ketika melewatinya.. bener-bener goyang sob. Pantes aja untuk pengamanan diberlakukan aturan maksimal 5 orang.
Begitu sampai di kolam saya melihat ada beberapa remaja ( pria ) sedang bermain air di kedung pedut, bahkan ada beberapa diantaranya yang berani melompat dari atas bangunan kayu. Untuk masalah kedalamanya sendiri kira-kira 2 meter ( ada papan informasinya ).
Rupanya diatas kolam yang tadi ada air terjun lagi, dan menurut informasi inilah air terjun kedung pedutnya. Aliranya cukup deras sob, dan dentuman airnya lumayan keras. Tak sadar saking asyiknya menikmati air terjun ini tubuh dan baju pun basah terkena air yang terhempas oleh angin.
Tak lama juga saya berada disini dan saya beranjak untuk pergi. Pas lagi jalan tiba-tiba terbesit dipikiran kalau ada sesuatu yang kurang. Apa it? Rupanya ada satu lokasi yang belum saya jamah, yaitu kedung merak. Karena tadi ramai dipadati pengunjung alhasil saya belum sempat mampir kesana. Putar balik deh..
Wussssss... singkat cerita saya sudah sampai di kedung merak. Dan saya lihat keadaanya terlihat sepi. Tidak ada seorang pun yang berada di pinggir aliran kedung merak. Tanpa basa basi saya langsung turun kebawah.
Dan inilah dia kedung merak... Tadi memang disini ramai dipadati para pengunjung. Mereka duduk dan bersantai ria di bebatuan yang unik itu. Kedung merak sendiri tidak terlalu tinggi sob, namun arusnya juga terbilang deras. Yang unik di kedung merak ini adalah di sebelah kananya terdapat rongga-rongga dengan bebatuan yang khas serta diatasnya ditumbuhi beberapa tumbuhan.
Setelah puas berada di kedung merak saya kembali lagi keatas. Dan ketika saya melihat di bukit sebelah nampak awan mendung kembali menggumpal dan menutupi sinar matahari. Tanpa pikir panjang saya memutuskan untuk pulang.
Sampai dilokasi parkir saya beristirahat terlebih dahulu sebelum beranjak pergi.
"Kok cepet banget mas?" tanya penjaga parkir yang tadi sempat ngobrol dengan saya.
"Iya mas.. Heee.." jawab saya.
"Ini udah lama mas dijadikan tempat wisata?" imbuh saya.
'Ya lumayan sih mas.. sekitar 2 tahun." jawabnya.
"Terus yang ngelola siapa mas? warga sendiri?" tanya saya lagi.
"Iya mas.. warga sendiri.." jawabnya.
Saat beristirahat disini saya melihat semakin banyak para pengunjung yang berdatangan. Ada yang bawa motor dan mobil. Wah ternyata makin siang makin rame.
Kayaknya awan mendung juga semakin gelap nih, okee.. waktunya pulang..
Posting Komentar