Boyolali tersenyum.. Boyolali kota susu.. Ya.. Inilah kota tercinta tempat dimana saya lahir. Sebuah kota yang berada di antara kota besar Semarang dan daerah Istimewa Yogyakarta. Alhamdulillah.. hari ini saya berkesempatan berkunjung ke kampung halaman tercinta, namun tidak seperti biasa karena saya datang kemari untuk melihat festival balon di alun-alun Boyolali tepatnya.
Berawal dari informasi yang ada di situs jejaring sosial kala itu saya melihat sebuah gambar poster yang memberitakan soal festival balon ini. Karena penasaran saya pun tertarik untuk mengunjunginya. Ohh iya.. festival balon ini bukanlah balon udara yang ukuranya gede-gede itu ya sob, melainkan balon biasa yang biasa dimainkan oleh anak-anak.
(03/12/16) Saat perjalanan menuju ke Boyolali saya lihat cuaca sangat cerah dari rumah hingga daerah Ambarawa. Namun begitu sudah memasuki Salatiga saya melihat awan mendung hingga sampai di Boyolali. Sampai di daerah Ampel hujan pun turun. Alhamdulillah.. hujan adalah berkah.
Sebenarnya saya bawa jas hujan cuma karena males pakainya jadi saya memutuskan untuk ngiyup (berteduh) menunggu hujan agak mereda. Itung-itung juga sekalian istirahat setelah menempuh perjalanan yang lumayan. Kira-kira 30 - 45 menit kemudian hujan pun mereda. Meski belum reda total dan masih gerimis saya kembali melanjutkan perjalanan.
Wussssss... Singkat cerita saya sudah sampai di kota Boyolali dan kini saatnya untuk menuju ke alun-alunya. Ditengah-tengah perjalanan menuju ke alun-alun saya melihat ada sebuah tugu jagung yang cukup besar di seberang jalan. Ohh ini toh tugu jagung yang dimaksud, pikir saya dalam hati. Iya tugu ini sempat populer pada bulan Oktober yang lalu untuk memperingati hari pangan sedunia. Tugu jagung ini memiliki ketinggian 15 meter dengan diameter 3 meter #Baca_Info_Dibawahnya.
Oke next.. Saya pribadi juga kurang paham mengenai tempat diselenggarakanya festival balon ini sob. Menurut info sih di at the milk Boyolali. Saat sedang asyik muter-muter mencari lokasinya gerimis pun kembali turun.
Akhirnya saya memutuskan untuk singgah sejenak di Masjid Ageng Boyolali ini serambi istirahat dan menunggu hujan agak mereda.
Tak lama kemudian saya kembali melanjutkan pencarian walaupun masih gerimis. Biasanya kalau ada event gini kan ada spanduk atau posternya di pinggir jalan ya? kok ini nggak ada, pikir saya. Akhirnya laju motor saya pun kembali terhenti di jalan dekat lembu suro.
Yaudahlah tak istirahat #lagi sambil nyari info. Saya kembali buka akun jejaring media sosialnya buat mencari kepastian dimana tempatnya. Katanya sih at the milk alun-alun Boyolali, ini pasti nama tempatnya at the milk, pikir saya.
Hloh.. itu apa'an ya? begitu saya melihat sebuah bangunan di dekat lembu suro. Kok motor-motor pada dateng kesitu + ada poster-poster mencurigakan gitu ya? Apa jangan-jangan itu? tanpa pikir panjang saya percaya diri langsung aja ikutan masuk. Dan....
Owalah ternyata ini tempatnya. Jadi dari tadi tu saya berada di depanya. Hahahahaha.. wah ndlenger ki.. jan.. jan.. Oke jadi begitu saya lihat banyak balon dan poster "The Milk Ballon Festival" yakin 100% ini tempatnya. Wait! sebelumnya pengunjung perlu membayar tiket parkir sebesar Rp.2.000/motor dan Rp.5.000/ mobil.
Setelah memarkirkan kendaraan saya membeli tiket masuk yang udah dijual di depan area. Harga tiketnya Rp.10.000/ orang dan beli 5 gratis satu #katanya.
Begitu masuk didalam area saya melihat ada sebuah mobil tua. Kalau dulu saya nyebutnya mobil kodok yang terparkir dan dihiasi banyak balon. Cuma karena kondisinya yang sangat ramai dipadati para pengunjung saya tidak sempat mengambil gambarnya secara full.
Perasaan saya nggak enak nih begitu melihat banyak bangku-bangku dan banyak para pengunjung yang makan dan minum dengan asyiknya. Kayaknya ini bukan tempat saya deh, ini kayaknya kafe atau tempat makan, pikir saya dalam hati. Setelah berjalan ke arah ujung #yaelah ternyata bener ini kafe begitu saya melihat ada yang menyajikan makanan.
Wah gimana nih mau out langsung atau enggak ya, pikir saya bingung. Ini belakang saya udah pintu keluar soalnya. Wkwkwkw..
Ohh iya disini rupanya ada 2 mobil tua. Yang pertama di dekat pintu masuk dan yang kedua di dekat pintu keluar. Mengambil gambar mobil pas dalam keadaan sepi seperti itu memang nggak mudah sob, karena banyaknya para pengunjung yang mengabadikan momen disini.
"Mas ini sampai kapan to acaranya?" tanyaku kepada petugas yang memumpa balon.
"Sampai besok minggu mas, dari tanggal 2 - 4." jawabnya.
"Ohh.. ini yang ngadain siapa ya mas?" tanyaku lagi.
"Yang punya tempat mas." jawabnya.
"Ini kafe ya mas?" tanyaku lagi.
"Iya mas." jawabnya.
Akhirnya percakapan kami berakhir begitu si masnya ada kerjaan lagi. Udah sendirian disini, bingung mau ngapain. Bingung.. bingung.. Hahaha.. Nah, mungkin kalian akan bertanya, kok nggak ikutan makan aja mas? Saya punya beberapa alasan. Yang pertama tempatnya ramai, walaupun tingkat 2. Yang kedua saya nggak biasa makan di kafe-kafe gini, biasanya juga di warteg atau kucingan (warung makan yang bukanya tiap malam doang). Jadi mohon maaf tidak bisa memberitakan menu apa saja yang tersedia disini. Hehe..
Dan... akhirnya saya putuskan untuk out juga, daripada mondar mandiri kesana kemari tanpa tujuan.
"Sudah mas." ujarku kepada penjaga parkir sambil ngasihkan karcis parkir.
"Ohh iya mas, motornya yang mana?" tanya dia.
"Itu yang hijau." jawabku pelan.
"Ini kafe to mas?" tanyaku kepadanya.
"Iya mas kafe, dengan menu spesial susu." jawabnya sambil mengeluarkan motor saya.
"Udah lama atau baru ini mas kafenya?" tanyaku lagi.
"Baru kok mas, belum ada setahun." jawabnya sambil memberikan stang motor.
"Ohh..
"Yaudah mas mari.." saya berpamitan.
"Iya.. mas."
Sebelum untuk bener-bener pulang saya sempatkan untuk berkeliling alun-alun dahulu, ceritanya temu kangen karena udah lama nggak kesini. Hehehe..
Berawal dari informasi yang ada di situs jejaring sosial kala itu saya melihat sebuah gambar poster yang memberitakan soal festival balon ini. Karena penasaran saya pun tertarik untuk mengunjunginya. Ohh iya.. festival balon ini bukanlah balon udara yang ukuranya gede-gede itu ya sob, melainkan balon biasa yang biasa dimainkan oleh anak-anak.
(03/12/16) Saat perjalanan menuju ke Boyolali saya lihat cuaca sangat cerah dari rumah hingga daerah Ambarawa. Namun begitu sudah memasuki Salatiga saya melihat awan mendung hingga sampai di Boyolali. Sampai di daerah Ampel hujan pun turun. Alhamdulillah.. hujan adalah berkah.
Sebenarnya saya bawa jas hujan cuma karena males pakainya jadi saya memutuskan untuk ngiyup (berteduh) menunggu hujan agak mereda. Itung-itung juga sekalian istirahat setelah menempuh perjalanan yang lumayan. Kira-kira 30 - 45 menit kemudian hujan pun mereda. Meski belum reda total dan masih gerimis saya kembali melanjutkan perjalanan.
Wussssss... Singkat cerita saya sudah sampai di kota Boyolali dan kini saatnya untuk menuju ke alun-alunya. Ditengah-tengah perjalanan menuju ke alun-alun saya melihat ada sebuah tugu jagung yang cukup besar di seberang jalan. Ohh ini toh tugu jagung yang dimaksud, pikir saya dalam hati. Iya tugu ini sempat populer pada bulan Oktober yang lalu untuk memperingati hari pangan sedunia. Tugu jagung ini memiliki ketinggian 15 meter dengan diameter 3 meter #Baca_Info_Dibawahnya.
Oke next.. Saya pribadi juga kurang paham mengenai tempat diselenggarakanya festival balon ini sob. Menurut info sih di at the milk Boyolali. Saat sedang asyik muter-muter mencari lokasinya gerimis pun kembali turun.
Akhirnya saya memutuskan untuk singgah sejenak di Masjid Ageng Boyolali ini serambi istirahat dan menunggu hujan agak mereda.
Tak lama kemudian saya kembali melanjutkan pencarian walaupun masih gerimis. Biasanya kalau ada event gini kan ada spanduk atau posternya di pinggir jalan ya? kok ini nggak ada, pikir saya. Akhirnya laju motor saya pun kembali terhenti di jalan dekat lembu suro.
Yaudahlah tak istirahat #lagi sambil nyari info. Saya kembali buka akun jejaring media sosialnya buat mencari kepastian dimana tempatnya. Katanya sih at the milk alun-alun Boyolali, ini pasti nama tempatnya at the milk, pikir saya.
Hloh.. itu apa'an ya? begitu saya melihat sebuah bangunan di dekat lembu suro. Kok motor-motor pada dateng kesitu + ada poster-poster mencurigakan gitu ya? Apa jangan-jangan itu? tanpa pikir panjang saya percaya diri langsung aja ikutan masuk. Dan....
Owalah ternyata ini tempatnya. Jadi dari tadi tu saya berada di depanya. Hahahahaha.. wah ndlenger ki.. jan.. jan.. Oke jadi begitu saya lihat banyak balon dan poster "The Milk Ballon Festival" yakin 100% ini tempatnya. Wait! sebelumnya pengunjung perlu membayar tiket parkir sebesar Rp.2.000/motor dan Rp.5.000/ mobil.
Setelah memarkirkan kendaraan saya membeli tiket masuk yang udah dijual di depan area. Harga tiketnya Rp.10.000/ orang dan beli 5 gratis satu #katanya.
Begitu masuk didalam area saya melihat ada sebuah mobil tua. Kalau dulu saya nyebutnya mobil kodok yang terparkir dan dihiasi banyak balon. Cuma karena kondisinya yang sangat ramai dipadati para pengunjung saya tidak sempat mengambil gambarnya secara full.
Perasaan saya nggak enak nih begitu melihat banyak bangku-bangku dan banyak para pengunjung yang makan dan minum dengan asyiknya. Kayaknya ini bukan tempat saya deh, ini kayaknya kafe atau tempat makan, pikir saya dalam hati. Setelah berjalan ke arah ujung #yaelah ternyata bener ini kafe begitu saya melihat ada yang menyajikan makanan.
Wah gimana nih mau out langsung atau enggak ya, pikir saya bingung. Ini belakang saya udah pintu keluar soalnya. Wkwkwkw..
Ohh iya disini rupanya ada 2 mobil tua. Yang pertama di dekat pintu masuk dan yang kedua di dekat pintu keluar. Mengambil gambar mobil pas dalam keadaan sepi seperti itu memang nggak mudah sob, karena banyaknya para pengunjung yang mengabadikan momen disini.
"Mas ini sampai kapan to acaranya?" tanyaku kepada petugas yang memumpa balon.
"Sampai besok minggu mas, dari tanggal 2 - 4." jawabnya.
"Ohh.. ini yang ngadain siapa ya mas?" tanyaku lagi.
"Yang punya tempat mas." jawabnya.
"Ini kafe ya mas?" tanyaku lagi.
"Iya mas." jawabnya.
Akhirnya percakapan kami berakhir begitu si masnya ada kerjaan lagi. Udah sendirian disini, bingung mau ngapain. Bingung.. bingung.. Hahaha.. Nah, mungkin kalian akan bertanya, kok nggak ikutan makan aja mas? Saya punya beberapa alasan. Yang pertama tempatnya ramai, walaupun tingkat 2. Yang kedua saya nggak biasa makan di kafe-kafe gini, biasanya juga di warteg atau kucingan (warung makan yang bukanya tiap malam doang). Jadi mohon maaf tidak bisa memberitakan menu apa saja yang tersedia disini. Hehe..
Dan... akhirnya saya putuskan untuk out juga, daripada mondar mandiri kesana kemari tanpa tujuan.
"Sudah mas." ujarku kepada penjaga parkir sambil ngasihkan karcis parkir.
"Ohh iya mas, motornya yang mana?" tanya dia.
"Itu yang hijau." jawabku pelan.
"Ini kafe to mas?" tanyaku kepadanya.
"Iya mas kafe, dengan menu spesial susu." jawabnya sambil mengeluarkan motor saya.
"Udah lama atau baru ini mas kafenya?" tanyaku lagi.
"Baru kok mas, belum ada setahun." jawabnya sambil memberikan stang motor.
"Ohh..
"Yaudah mas mari.." saya berpamitan.
"Iya.. mas."
Sebelum untuk bener-bener pulang saya sempatkan untuk berkeliling alun-alun dahulu, ceritanya temu kangen karena udah lama nggak kesini. Hehehe..
Posting Komentar