(12/02/17) Sudah dari kemarin-kemarin rencana ini kami agendakan. Yah, salah satu agenda merefreshkan pikiran dan mengusir penat apalagi kalau bukan traveling. Hari ini kami berencana ingin berkunjung ke sebuah danau. Danau apakah? danau Toba? atau Ranu Kumbolo? Hahaha.. yang pasti bukan keduanya. Danau ini terletak di daerah Sukorejo kabupaten Kendal. Apalagi kalau bukan danau Banaran.
Danau yang berada di daerah Surugajah, Sukorejo ini memang akhir-akhir ini sedang naik daun. Tak heran jika publik dibuat penasaran oleh keindahanya.
Pagi ini kami ber-4 berangkat dari rumah sekitar jam 7 pagi. Molor 1 jam dari rencana awal. Haha. Biasa. Jadi pagi ini cuaca di daerahku masih agak sedikit mendung, bahkan saat hendak berangkat nampak awan hitam begitu pekat di arah Barat. Sedangkan kami juga akan menuju ke arah Barat. Tapi karena udah niat kami pun tetap melanjutkan perjalanan.
Baru beberapa menit meninggalkan rumah Bresssss.. hujan pun turun, Akhirnya kami memutuskan untuk berteduh di daerah Pelantaran.
Beberapa saat kemudian hujan pun reda, dan kami pun mulai melanjutkan perjalanan kembali. Tak lama kemudian hujan kembali turun dan kami kembali lagi berteduh. Begitu seterusnya sampai di daerah Sukorejo.
Meskipun hujan semangat kami tetap tak gentar untuk menikmati keindahan alam Sang Pencipta. Begitu sampai di daerah Sukorejo pemandangan nampak sedikit berbeda. Disini langit begitu cerah. Nampak langit biru begitu jelas, awan-awan putih yang bergerak, dan kupu-kupu yang beterbangan kesana kemari.
Untuk masalah rute menuju ke danau banaran kami menggunkan rute pertigaan lampu merah sebelum alun-alun Sukorejo ( kalau dari Kendal / Weleri ) kemudian belok kanan. Terus lurus beberapa meter kemudian belok kiri ke arah terminal Sukorejo. Lurus terus ikuti jalan sampai perempatan kemudian belok kanan. Rute ini not recommended ya sob. Hehehe.. kenapa? karena akses jalanya sangat extreme. Tapi karena kami menang mantep aja ya musti kuat-kuatan dan harus bisa menaklukan terjalnya medan. Dari jalan raya perlu waktu 30 menit untuk bisa sampai, namun karena jalanya yang extreme ini bisa makan waktu lebih.
Awalnya sempat bimbang karena makin kesini makin plosok saja, apalagi nggak ada tambal ban + yang jual bensin jadi agak was-was juga sih. Mengingat saya juga lupa ngisi bensin lagi. Namun secerca harapan muncul begitu kami melihat plang papan penunjuk arah menuju ke danau Banaran. Alhamdulillah..
Itu di plang bertuliskan 2,5 Km. Semangat kami semakin berkobar ingin segera kesana. Meski sampai saat ini jalanan nggak ada bedanya sama yang tadi. Sambil berjalan menyusuri daerah perbukitan mata ini tak kuasa melihat speedometer indikator bensin yang makin menipis :-(. Duh gimana nih, ada yang jual bensin nggak ya disini. Ucapku dalam hati. Skip.. skip.. skip..
Sampai di sebuah pabrik / gudang cengkeh kalau nggak salah disana terdapat sebuah warung. Kemudian saya berhenti dan diikuti temanku.
"Disana jual bensin nggak ya, mepet nih punyaku?" tanyaku.
"Nggak tau, coba aja. Tapi kayaknya tadi aku nyium bau bensin." jawab seorang teman.
Alhamdulillah.. setelah saya tanya ternyata ada. Langsung aja diisi agak banyak biar nanti nggak bingung ngisi lagi. Sambil nungguin si ibuk tadi ngasih kembalian saya juga menyempatkan diri bertanya mengenai lokasi danau ini. Tapi ternyata si ibuk ini enggak tau. #Hloh. Namun syukurlah disitu juga ada pak satpam yang memberi tau saya kalau ternyata jaraknya udah dekat. Alhamdulillah..
Setelah mengisi bensin saya pun kembali nyamperin temen-temen yang udah pada nunggu di depan.
"Ini beneran 2,5 Km?" tanya seorang teman.
"Nggak tau, emang tadi berapa?" jawabku, lupa. Padahal ya tadi sempet berhenti terus motret kok ya lupa. Hehehe.
"Iya tadi 2,5 Km tapi kok nggak nyampe-nyampe ya?" tanya dia lagi.
"Ahh mungkin kamu salah liat apa, jangan-jangan 250 Km? apa 25 Km? #Bercanda
"Ehh..." muka temen ilfill.
"Katanya si bapak tadi udah deket kok, bentar lagi nyampe." ucapku.
"Berapa menit?" tanya dia lagi.
"Enggak tau, katanya deket." jawabku.
Cusss.. kami melanjutkan perjalanan lagi. Pemandanganya makin ke atas makin Masya Allah.. indah banget. Keren.. Bukit-bukit yang hijau yang tersusun rapi membuat mata ini menjadi segar. Singkat cerita disela-sela perjalanan saya melihat ada papan kecil di pinggir jalan. Bertuliskan Danau Kaligowo atau apa gitu. Pokoknya bukan danau Banaran seperti yang di share di media sosial.
Kami kebingungan bener ini atau enggak. Ternyata dari kejauhan ada sekelompok orang memanggil manggil kami. Seolah mereka ingin kami kesana. Bismillah...
Baru turun dari jalan raya.. Krusssssukkk.. sepeda motor yang saya kendari mblusuk. Ini jalan ternyata licin pakai banget sob. Tanah liat merah padat yang basah membuat ban sepeda motor sangat mudah tergelincir. Ati-ati ya sob kalau mau kesini. Alhamdulillah nggak terjadi apa-apa.
Begitu sampai di parkiran pemandanganya sungguh luar biasa. Hijaunya perbukitan di tambah dengan sejuknya udara menjadi kenikmatan tersendiri bagi yang berkunjung kemari.
"Dikunci setang mas!" ujar salah seorang pemuda yang tadi manggil-manggil kami.
"Kalau mau dibawa kebawah juga bisa tapi bahaya mas, tadi juga banyak yang tergelincir." imbuhnya.
"Terus kalau parkir disini turunya lewat bukit-bukit ini mas?" tanyaku.
"Iya mas, musti loncat-loncat." jawabnya.
"Ini udah lama atau baru sih mas?" tanyaku lagi.
"Kalau danaunya udah lama sih mas, cuma akhir-akhir ini mulai banyak dikunjungi." jawabnya.
"Ini juga rencana mau dijadikan tempat wisata mas, udah dimusyawarhkan tinggal nunggu prosesnya." imbuhnya.
"Ini kalau bablas terus tembusnya mana ya mas?" tanyaku, mencari info jalur lain.
"Kalau kesana terus tembusnya Temanggung mas, Wonosobo juga bisa." jawabnya.
"Tembus ke jalan raya Sukorejo nggak bisa ya?"
"Ini masnya dari mana?" tanya ia.
"Dari Kaliwungu mas." jawabku.
"Tadi lewat jalan yang ru*ak atau yang enggak mas?"
"Iya mas yang ru*ak." jawabku.
"Ada mas, jalur lain. Tadi pas masnya lewat didepan pabrik kan ada pertigaan. Nah belok kiri terus mentok kemudian belok kanan. Nanti sampai di Sukorejo." jawabnya.
Setelah berbincang bincang kami pun memilih memarkirkan kendaraan kami di atas saja. Cukup beresiko juga soalnya kalau mau dibawa kebawah, ambil amanya aja.
Dan...Ini dia.. Alhamdulillah. Akhirnya sampai juga. Di danaunya. (12/02/17) Saya kira ada yang narikin karcis masuk gitu, ternyata enggak ada. Tadi didepan pas parkir juga enggak dimintai karcis parkir. Wah masih gratis nih rupanya. Hehehe..
Begitu masuk di dekat danaunya saya melihat ikan sliwar sliwer kesana kemari. Tidak lain dan tidak bukan ini adalah ikan wader. Ikan ini emang biasa hidup di daerah rawa, sungai, dan danau-danau tawar kayak gini.
Yang perlu kamu waspadai ialah tetap fokus dan extra hati-hati ya sob. Kenapa? karena danau ini dalam banget. Dilihat aja udah kelihatan dalam. Mengingat fasilitas dan keamanan yang ada disini belum tersedia jadi siapa lagi yang dapat mengamankan diri kita kalau bukan kita sendiri.
Sesampainya disini kami mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil melepas lelah. Selain rombongan kami, ada beberapa juga yang datang kesini beramai-ramai. Mungkin karena tempat ini sedang naik daun jadi maklum kalau masih ramai-ramainya.
Langit yang cerah ini perlahan-lahan mulai terselimuti awan mendung. Menggeser awan putih menjadi gelap. Tak mau membuang-buang waktu kami pun berjalan-jalan disetiap sudut danau. Jadi danau ini di beberapa sisinya ada sebuah cor coran yang dapat dipijak, walaupun kokoh tapi tetap hati-hati ya sob, karena cor coran ini cuma muat buat 1 orang saja.
Tak beberapa lama kemudian gerimis pun turun dan semakin lebat. Kami yang sedang asyik bermain air di pinggiran danau memutuskan untuk cabut saja. Ohh iya.. disini belum ada tempat berteduh kecuali pepohonan. Ada sih dibawah kayak rumah gitu, tapi enggak kepakai. Entah bangunan apa itu.
Perjalanan pulang kami masih menggunakan rute yang sama, kalau tadi turun bukit kalau sekarang naik bukit. Huhuhu.. Semangat !!! rupanya saat kami pulang banyak juga hloh yang baru pada datang.
Singkat cerita kami sudah sampai diatas ( parkiran ). Karena ini perjalanan pulang kami memutuskan untuk membawa jas hujan. Karena tadi pas kesini jalanya cukup extreme makanya saya dan seorang teman jalan kaki saja, biar sepeda motor dikendarai 2 teman yang lain.
Bonus :
Berbekal informasi dari mas mas yang tadi jaga parkiran kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan rute yang berbeda. Udah menang mantep ajalah. Bismillah.. awalnya jalanan cukup halus dan nyaman, namun agak sedikit berbeda ketika memasuki daerah perkebunan. Namun rute ini tak se-extreme tadi yang pertama. Jadi kalau disuruh pilih ya saya sarankan lewat sini. Cuma kemarin lupa ini nama daerahnya apa sob. Hehehehe..
Nah bagi yang mau kesini jangan lupa untuk mengisi bensin secara penuh ya sob, mengingat minimnya penjual bensin di sekitar perkampungan, terus kalau bisa bawa romobongan biar ramai.
Danau yang berada di daerah Surugajah, Sukorejo ini memang akhir-akhir ini sedang naik daun. Tak heran jika publik dibuat penasaran oleh keindahanya.
Pagi ini kami ber-4 berangkat dari rumah sekitar jam 7 pagi. Molor 1 jam dari rencana awal. Haha. Biasa. Jadi pagi ini cuaca di daerahku masih agak sedikit mendung, bahkan saat hendak berangkat nampak awan hitam begitu pekat di arah Barat. Sedangkan kami juga akan menuju ke arah Barat. Tapi karena udah niat kami pun tetap melanjutkan perjalanan.
Baru beberapa menit meninggalkan rumah Bresssss.. hujan pun turun, Akhirnya kami memutuskan untuk berteduh di daerah Pelantaran.
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat [41] : 39)
Beberapa saat kemudian hujan pun reda, dan kami pun mulai melanjutkan perjalanan kembali. Tak lama kemudian hujan kembali turun dan kami kembali lagi berteduh. Begitu seterusnya sampai di daerah Sukorejo.
Meskipun hujan semangat kami tetap tak gentar untuk menikmati keindahan alam Sang Pencipta. Begitu sampai di daerah Sukorejo pemandangan nampak sedikit berbeda. Disini langit begitu cerah. Nampak langit biru begitu jelas, awan-awan putih yang bergerak, dan kupu-kupu yang beterbangan kesana kemari.
Untuk masalah rute menuju ke danau banaran kami menggunkan rute pertigaan lampu merah sebelum alun-alun Sukorejo ( kalau dari Kendal / Weleri ) kemudian belok kanan. Terus lurus beberapa meter kemudian belok kiri ke arah terminal Sukorejo. Lurus terus ikuti jalan sampai perempatan kemudian belok kanan. Rute ini not recommended ya sob. Hehehe.. kenapa? karena akses jalanya sangat extreme. Tapi karena kami menang mantep aja ya musti kuat-kuatan dan harus bisa menaklukan terjalnya medan. Dari jalan raya perlu waktu 30 menit untuk bisa sampai, namun karena jalanya yang extreme ini bisa makan waktu lebih.
Awalnya sempat bimbang karena makin kesini makin plosok saja, apalagi nggak ada tambal ban + yang jual bensin jadi agak was-was juga sih. Mengingat saya juga lupa ngisi bensin lagi. Namun secerca harapan muncul begitu kami melihat plang papan penunjuk arah menuju ke danau Banaran. Alhamdulillah..
Itu di plang bertuliskan 2,5 Km. Semangat kami semakin berkobar ingin segera kesana. Meski sampai saat ini jalanan nggak ada bedanya sama yang tadi. Sambil berjalan menyusuri daerah perbukitan mata ini tak kuasa melihat speedometer indikator bensin yang makin menipis :-(. Duh gimana nih, ada yang jual bensin nggak ya disini. Ucapku dalam hati. Skip.. skip.. skip..
Sampai di sebuah pabrik / gudang cengkeh kalau nggak salah disana terdapat sebuah warung. Kemudian saya berhenti dan diikuti temanku.
"Disana jual bensin nggak ya, mepet nih punyaku?" tanyaku.
"Nggak tau, coba aja. Tapi kayaknya tadi aku nyium bau bensin." jawab seorang teman.
Alhamdulillah.. setelah saya tanya ternyata ada. Langsung aja diisi agak banyak biar nanti nggak bingung ngisi lagi. Sambil nungguin si ibuk tadi ngasih kembalian saya juga menyempatkan diri bertanya mengenai lokasi danau ini. Tapi ternyata si ibuk ini enggak tau. #Hloh. Namun syukurlah disitu juga ada pak satpam yang memberi tau saya kalau ternyata jaraknya udah dekat. Alhamdulillah..
Setelah mengisi bensin saya pun kembali nyamperin temen-temen yang udah pada nunggu di depan.
"Ini beneran 2,5 Km?" tanya seorang teman.
"Nggak tau, emang tadi berapa?" jawabku, lupa. Padahal ya tadi sempet berhenti terus motret kok ya lupa. Hehehe.
"Iya tadi 2,5 Km tapi kok nggak nyampe-nyampe ya?" tanya dia lagi.
"Ahh mungkin kamu salah liat apa, jangan-jangan 250 Km? apa 25 Km? #Bercanda
"Ehh..." muka temen ilfill.
"Katanya si bapak tadi udah deket kok, bentar lagi nyampe." ucapku.
"Berapa menit?" tanya dia lagi.
"Enggak tau, katanya deket." jawabku.
Cusss.. kami melanjutkan perjalanan lagi. Pemandanganya makin ke atas makin Masya Allah.. indah banget. Keren.. Bukit-bukit yang hijau yang tersusun rapi membuat mata ini menjadi segar. Singkat cerita disela-sela perjalanan saya melihat ada papan kecil di pinggir jalan. Bertuliskan Danau Kaligowo atau apa gitu. Pokoknya bukan danau Banaran seperti yang di share di media sosial.
Kami kebingungan bener ini atau enggak. Ternyata dari kejauhan ada sekelompok orang memanggil manggil kami. Seolah mereka ingin kami kesana. Bismillah...
Baru turun dari jalan raya.. Krusssssukkk.. sepeda motor yang saya kendari mblusuk. Ini jalan ternyata licin pakai banget sob. Tanah liat merah padat yang basah membuat ban sepeda motor sangat mudah tergelincir. Ati-ati ya sob kalau mau kesini. Alhamdulillah nggak terjadi apa-apa.
Begitu sampai di parkiran pemandanganya sungguh luar biasa. Hijaunya perbukitan di tambah dengan sejuknya udara menjadi kenikmatan tersendiri bagi yang berkunjung kemari.
"Dikunci setang mas!" ujar salah seorang pemuda yang tadi manggil-manggil kami.
"Kalau mau dibawa kebawah juga bisa tapi bahaya mas, tadi juga banyak yang tergelincir." imbuhnya.
"Terus kalau parkir disini turunya lewat bukit-bukit ini mas?" tanyaku.
"Iya mas, musti loncat-loncat." jawabnya.
"Ini udah lama atau baru sih mas?" tanyaku lagi.
"Kalau danaunya udah lama sih mas, cuma akhir-akhir ini mulai banyak dikunjungi." jawabnya.
"Ini juga rencana mau dijadikan tempat wisata mas, udah dimusyawarhkan tinggal nunggu prosesnya." imbuhnya.
"Ini kalau bablas terus tembusnya mana ya mas?" tanyaku, mencari info jalur lain.
"Kalau kesana terus tembusnya Temanggung mas, Wonosobo juga bisa." jawabnya.
"Tembus ke jalan raya Sukorejo nggak bisa ya?"
"Ini masnya dari mana?" tanya ia.
"Dari Kaliwungu mas." jawabku.
"Tadi lewat jalan yang ru*ak atau yang enggak mas?"
"Iya mas yang ru*ak." jawabku.
"Ada mas, jalur lain. Tadi pas masnya lewat didepan pabrik kan ada pertigaan. Nah belok kiri terus mentok kemudian belok kanan. Nanti sampai di Sukorejo." jawabnya.
Setelah berbincang bincang kami pun memilih memarkirkan kendaraan kami di atas saja. Cukup beresiko juga soalnya kalau mau dibawa kebawah, ambil amanya aja.
Dan...Ini dia.. Alhamdulillah. Akhirnya sampai juga. Di danaunya. (12/02/17) Saya kira ada yang narikin karcis masuk gitu, ternyata enggak ada. Tadi didepan pas parkir juga enggak dimintai karcis parkir. Wah masih gratis nih rupanya. Hehehe..
Begitu masuk di dekat danaunya saya melihat ikan sliwar sliwer kesana kemari. Tidak lain dan tidak bukan ini adalah ikan wader. Ikan ini emang biasa hidup di daerah rawa, sungai, dan danau-danau tawar kayak gini.
Yang perlu kamu waspadai ialah tetap fokus dan extra hati-hati ya sob. Kenapa? karena danau ini dalam banget. Dilihat aja udah kelihatan dalam. Mengingat fasilitas dan keamanan yang ada disini belum tersedia jadi siapa lagi yang dapat mengamankan diri kita kalau bukan kita sendiri.
Sesampainya disini kami mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil melepas lelah. Selain rombongan kami, ada beberapa juga yang datang kesini beramai-ramai. Mungkin karena tempat ini sedang naik daun jadi maklum kalau masih ramai-ramainya.
Langit yang cerah ini perlahan-lahan mulai terselimuti awan mendung. Menggeser awan putih menjadi gelap. Tak mau membuang-buang waktu kami pun berjalan-jalan disetiap sudut danau. Jadi danau ini di beberapa sisinya ada sebuah cor coran yang dapat dipijak, walaupun kokoh tapi tetap hati-hati ya sob, karena cor coran ini cuma muat buat 1 orang saja.
Tak beberapa lama kemudian gerimis pun turun dan semakin lebat. Kami yang sedang asyik bermain air di pinggiran danau memutuskan untuk cabut saja. Ohh iya.. disini belum ada tempat berteduh kecuali pepohonan. Ada sih dibawah kayak rumah gitu, tapi enggak kepakai. Entah bangunan apa itu.
Perjalanan pulang kami masih menggunakan rute yang sama, kalau tadi turun bukit kalau sekarang naik bukit. Huhuhu.. Semangat !!! rupanya saat kami pulang banyak juga hloh yang baru pada datang.
Singkat cerita kami sudah sampai diatas ( parkiran ). Karena ini perjalanan pulang kami memutuskan untuk membawa jas hujan. Karena tadi pas kesini jalanya cukup extreme makanya saya dan seorang teman jalan kaki saja, biar sepeda motor dikendarai 2 teman yang lain.
Bonus :
Berbekal informasi dari mas mas yang tadi jaga parkiran kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan rute yang berbeda. Udah menang mantep ajalah. Bismillah.. awalnya jalanan cukup halus dan nyaman, namun agak sedikit berbeda ketika memasuki daerah perkebunan. Namun rute ini tak se-extreme tadi yang pertama. Jadi kalau disuruh pilih ya saya sarankan lewat sini. Cuma kemarin lupa ini nama daerahnya apa sob. Hehehehe..
Nah bagi yang mau kesini jangan lupa untuk mengisi bensin secara penuh ya sob, mengingat minimnya penjual bensin di sekitar perkampungan, terus kalau bisa bawa romobongan biar ramai.
Posting Komentar