Dari museum batik Jetayu kita langsung tancap gas menuju ke pantai pasir kencana yang terletak di sebelah Utara pulau Jawa. Hanya berjarak sekitar 10 menit dari museum batik nampak sayang kalau dilewatkan begitu saja. Ini juga tumben banget kami main ke pantai, biasanya pas ngetrip gini kami paling suka ke air terjun atau ke dataran tinggi.
Pantai pasir kencana terletak di jalan laut, Wonokerto, Panjang Wetan, Pekalongan Utara. Untuk menuju kemari juga bukan hal yang susah, pertama tama kalau kalian mau kesini cari aja dulu museum batik pekalongan Jetayu, terus bablas saja ke arah Utara. Nanti akan sampai sendiri ke pantai pasir kencana, jalan menuju ke pantai juga sudah cukup baik. Landai dan sudah dicor, untuk masalah akses kalian bisa menggunakan sepeda motor atau mobil.
Untuk biaya tiket masuknya juga lumayan terjangkau. Hanya Rp. 4.000/ orang ( di hari sabtu ) dan Rp. 2.000/ unit sepeda motor untuk biaya parkirnya. Tempat parkirnya juga nyaman, karena sudah banyak ditanami tanaman cemara, sehingga lebih teduh dan adem.
Di lokasi parkir pun sebenarnya kita udah bisa melihat hamparan birunya pantai utara. Sedangkan kalau mau lebih mendekat juga lebih oke.
Sebelum kita menuju ke bibir pantai, nanti kita bakal melewati jembatan penyeberangan, nggak tau kenapa di blog blog yang mengulas pantai pasir kencana menyebutnya dengan jembatan cinta. Nggak saya temukan juga sih asal usul jembatan cinta ini, mau jembatan cinta atau apalah saya tetep menyebutnya JPMP ( jembatan penyeberangan menuju pantai).
Ketika sudah sampai di bibir pantai saya agak kaget, karena tidak adanya hamparan pasir seperti di pantai pantai pada umumnya. Ketika sudah sampai kita langsung melihat banyak sekali bebatuan yang terdapat di bibir pantai. Menurut salah seorang pengunjung yang mengulas objek wisata pantai pasir kencana hal ini disebabkan abrasi pantai Utara yang parah sehingga pantai ini tidak bisa dibuat mandi atau main air, not recommended.
Ya kalau saya sih setuju setuju saja dengan ulasan tersebut kalau dilihat kondisinya secara langsung. Bisa dibilang banyak sampah yang mengapung dibibir pantai dan menyangkut dibebatuan. Tapi biota airnya seperti ikan dan kerang banyak terdapat disekitar sini, banyak juga anak-anak yang sedang mencari biota air tersebut disela sela bebatuan. Terus buat kamu yang mau kemari bisa kok muter muter pantai naik prahu.
Setibanya di bibir pantai kami berdua pun sibuk sendiri sendiri. Sayanya ngutak ngatik kamera dan mondar mandir kesana kemari mencari angle, sedangkan teman saya sibuk ngulur tongsis, selfie, dan live instagram gitu. Ya.. Hal kayak gini mah udah nggak asing lagi bagi kami. Biasanya pas rame rame bareng temen-temen gitu, begitu pas sampai lokasi pada sibuk dengan urusanya masing-masing. Ada yang langsung selfielah, ada yang nyari toiletlah, ada yang makan, ada yang langsung ngambil gambar kesana kemari ( aku ini pasti). Haha.. Saat kami sedang asyik dengan kesibukan masing-masing kami disamperin sama bapak-bapak nawarin naik prahu, tapi kami tolak karena kurang minat. Enggak pak, mabuk laut. Jawab temanku bercanda.
Karena kami tiba disini sekitar jam 11 siang semakin lama cuaca semakin panas, akhirnya kami memutuskan untuk mundur dan mencari tempat yang nyaman buat istirahat. Lah, nyari-nyari gazebo juga sih biar bisa berbaring. Hehe
"bu' objek wisata ini sudah lama ya? " tanyaku pada seorang pedagang.
"wah lama sekali mas, wong saya sudah jualan disini kurang lebih 27 tahun. " jawabnya.
Kaget juga ya mendengar jawaban si ibuk pedagang tadi. Hahaha.
Untuk masalah fasilitas umum disini saya rasa cukup lengkap, meskipun ada beberapa fasilitas yang terbengkalai. Dan per hari kemarin saya kemari disini masih dalam tahap renovasi dan pembenahan. Mudah mudahan lekas selesai dan menjadi objek wisata yang lebih baik.
Tiduran di salah satu gazebo bibir pantai membuat mata ini semakin berat, sepoi sepoi angin laut membuat suasana semakin memungkinkan untuk tidur. Ehh, tapi enggak sih, kami enggak sampai ketiduran. Karena semakin siang cuaca juga semakin panas kami pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Meskipun rasa kantuk masih menyelimuti.
Pantai pasir kencana terletak di jalan laut, Wonokerto, Panjang Wetan, Pekalongan Utara. Untuk menuju kemari juga bukan hal yang susah, pertama tama kalau kalian mau kesini cari aja dulu museum batik pekalongan Jetayu, terus bablas saja ke arah Utara. Nanti akan sampai sendiri ke pantai pasir kencana, jalan menuju ke pantai juga sudah cukup baik. Landai dan sudah dicor, untuk masalah akses kalian bisa menggunakan sepeda motor atau mobil.
Untuk biaya tiket masuknya juga lumayan terjangkau. Hanya Rp. 4.000/ orang ( di hari sabtu ) dan Rp. 2.000/ unit sepeda motor untuk biaya parkirnya. Tempat parkirnya juga nyaman, karena sudah banyak ditanami tanaman cemara, sehingga lebih teduh dan adem.
Di lokasi parkir pun sebenarnya kita udah bisa melihat hamparan birunya pantai utara. Sedangkan kalau mau lebih mendekat juga lebih oke.
Sebelum kita menuju ke bibir pantai, nanti kita bakal melewati jembatan penyeberangan, nggak tau kenapa di blog blog yang mengulas pantai pasir kencana menyebutnya dengan jembatan cinta. Nggak saya temukan juga sih asal usul jembatan cinta ini, mau jembatan cinta atau apalah saya tetep menyebutnya JPMP ( jembatan penyeberangan menuju pantai).
Ketika sudah sampai di bibir pantai saya agak kaget, karena tidak adanya hamparan pasir seperti di pantai pantai pada umumnya. Ketika sudah sampai kita langsung melihat banyak sekali bebatuan yang terdapat di bibir pantai. Menurut salah seorang pengunjung yang mengulas objek wisata pantai pasir kencana hal ini disebabkan abrasi pantai Utara yang parah sehingga pantai ini tidak bisa dibuat mandi atau main air, not recommended.
Ya kalau saya sih setuju setuju saja dengan ulasan tersebut kalau dilihat kondisinya secara langsung. Bisa dibilang banyak sampah yang mengapung dibibir pantai dan menyangkut dibebatuan. Tapi biota airnya seperti ikan dan kerang banyak terdapat disekitar sini, banyak juga anak-anak yang sedang mencari biota air tersebut disela sela bebatuan. Terus buat kamu yang mau kemari bisa kok muter muter pantai naik prahu.
Setibanya di bibir pantai kami berdua pun sibuk sendiri sendiri. Sayanya ngutak ngatik kamera dan mondar mandir kesana kemari mencari angle, sedangkan teman saya sibuk ngulur tongsis, selfie, dan live instagram gitu. Ya.. Hal kayak gini mah udah nggak asing lagi bagi kami. Biasanya pas rame rame bareng temen-temen gitu, begitu pas sampai lokasi pada sibuk dengan urusanya masing-masing. Ada yang langsung selfielah, ada yang nyari toiletlah, ada yang makan, ada yang langsung ngambil gambar kesana kemari ( aku ini pasti). Haha.. Saat kami sedang asyik dengan kesibukan masing-masing kami disamperin sama bapak-bapak nawarin naik prahu, tapi kami tolak karena kurang minat. Enggak pak, mabuk laut. Jawab temanku bercanda.
Karena kami tiba disini sekitar jam 11 siang semakin lama cuaca semakin panas, akhirnya kami memutuskan untuk mundur dan mencari tempat yang nyaman buat istirahat. Lah, nyari-nyari gazebo juga sih biar bisa berbaring. Hehe
"bu' objek wisata ini sudah lama ya? " tanyaku pada seorang pedagang.
"wah lama sekali mas, wong saya sudah jualan disini kurang lebih 27 tahun. " jawabnya.
Kaget juga ya mendengar jawaban si ibuk pedagang tadi. Hahaha.
Untuk masalah fasilitas umum disini saya rasa cukup lengkap, meskipun ada beberapa fasilitas yang terbengkalai. Dan per hari kemarin saya kemari disini masih dalam tahap renovasi dan pembenahan. Mudah mudahan lekas selesai dan menjadi objek wisata yang lebih baik.
Tiduran di salah satu gazebo bibir pantai membuat mata ini semakin berat, sepoi sepoi angin laut membuat suasana semakin memungkinkan untuk tidur. Ehh, tapi enggak sih, kami enggak sampai ketiduran. Karena semakin siang cuaca juga semakin panas kami pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Meskipun rasa kantuk masih menyelimuti.
Posting Komentar